Jika anda perhatikan rata-rata jalan tol saat ini menggunakan beton sebagai lapisan paling atas dan tidak jarang pula yang dibiarkan seperti itu tanpa dilapisi aspal. Tentunya penggunaan beton ini bukan tanpa maksud, berdasarkan pengalaman penggunaan beton sebagai jalan tol lebih awet dan tahan lama tentunya beton tersebut harus memenuhi spesifikasi tertentu seperti kekuatan untuk menahan beban yang lewat di atasnya.
Untuk membuat beton tersebut tidak hanya sekedar struktur tulangan yang kemudian di cor lalu dibiarkan mengering begitu saja, melainkan harus dilakukan perawatan beton atau curing beton setelah dilakukan pengecoran. Hal tersebut bertujuan agar hasil beton menjadi optimal dan tidak ada crack atau retak rambut.
Baca Juga : Menangani Erosi Pantai Yang Terjadi Di Bali
Proses curing beton ini terbilang sederhana, karena prinsipnya adalah agar semen pengecoran tidak terlalu cepat kering akibat paparan sinar matahari karena akan menyebabkan kekuatan beton tidak optimal dan mudah retak oleh karena itu dahulu digunakan karung goni sebagai cover penutup beton yang baru selesai di cor, kemudian dilakukan pembasahan secara berkala agar semen tidak terlalu cepat kering.
Saat ini penggunaan karung goni sudah tidak lagi dilakukan dan sebagai gantinya para kontraktor menggunakan geotextile non woven karena dari sisi pengerjaan menjadi lebih mudah dimana bentuknya adalah roll sehingga tinggal di gelar di atas beton, selain itu sifatnya yang permeabilitas memungkinkan proses pembasahan beton dapat berjalan dengan baik sekaligus memperlambat proses hidrasi yang terjadi.
Proses perawatan beton sendiri biasanya dilakukan selama tujuh hari dimana pada rentang waktu tersebut campuran semen dan bahan lainnya akan mengeras dengan sempurna sehingga didapatkan hasil beton dengan kekuatan yang dinginkan.
Jika anda ingin tau lebih mengenai material non woven geotekstil silahkan kunjungi website kami di geosintetik-indonesia.com