Pulau Bali merupakan salah satu aset indonesia di bidang pariwisata, dengan kekayaan alam pantai-pantainya yang indah, serta ombak nya menarik banyak wisatawan dalam dan luar negeri untuk berlibur di bali.
Namun seperti sebagian besar pantai di indonesia, Pulai bali juga mengalami polemik mengenai tingkat erosi pantai yang mengenai area sepanjang 87 kilometer sepanjang wilayah Candidasa, Ujung dan Amed tuers mengalir. Padahal Ketiga pantai ini adalah target kunjungan wisatawan favorit dari berbagai belahan dunia.
Sepanjang tahun 2010 erosi telah memberi dampak siginifikan di sepanjang garis pantai di Denpasar, Gianyar, Karangasem dan Jembrana. Menurut data dari Badan Lingkungan Hidup Propinsi Bali,Dari keseluruhan 437 kilometer garis pantai, 102 kilometer telah dirusak oleh erosi.
Apakah erosi pantai itu?
Erosi atau yang biasa disebut abrasi pantai merupakan pengikisan daratan pantai akibat aktivitas arus, gelombang dan pasang- surut air laut. Dampak dari erosi laut, telah menghancurkan pantai-pantai berpasir putih dan mulai menelan properti yang ada di sekitar wilayah tersebut, rumah makan, perumahan penduduk dan area persawahan.hal tersebut dapat terlihat sepanjang 18 kilometer yang membentang dari Pantai Ketewel ke Pantai Lebih di Kabupaten Gianyar, keduanya adalah area wisata yang terkenal bagi wisatawan.
Erosi pantai di bali tidak hanya disebabkan oleh fenomena alam, namun juga akibat dari proyek-proyek pembangunan sepanjang pesisir menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan pantai di Bali. Kendati demikian, par investor masih terus berburu tanah persis di depan pantai untuk membangun resort, villa dan hotel. “Itu adalah penyebab utama kerusakan pesisir di Bali,” ungkap Sastrawan. Kepala Badan Lingkungan Hidup Propinsi Bali.Ada beberapa cara untuk menangani erosi pantai, semua nya membutuhkan dana yang besar seperti untuk merehabilitasi pantai kuta, di tahun 2008 mencapai 355 miliar rupiah dan disediakan oleh pemerintah propinsi dan pemerintah Jepang.
Untuk mencegah terjadinya abrasi yang lebih buruk lagi, dapat melakukan pengamanan pantai, berupa pemecah gelombang, revetment, pembentukan tembok laut dan juga membentuk Groin. Pemecah gelombang berfungsi untuk meredam gaya gelombang sebelum mencapai pantai. Agar lebih efektif dan efisien maka diberi lapisan pelindung menggunakan material geosintetik sebagai pelapis dari beton tetrapod, biasanya material pelapis menggunakan geotextile woven.
Sedangkan metode Revetmen bertujuan untuk mempertahankan garis pantai dan erosi. Pembangunan groin pada dasarnya mirip dengan tembok laut, namun istilahnya dibedakan karena tembok laut memang berupa tembok. Sementara groin dibangun di pantai pada posisi tegaklurus garis pantai agar dapat menahan amterial sediment.